.jpg)
Selasa, 07 April 2009
Fenomena Pelangi Terbalik
.jpg)
Label:
Galeri Angkasa
Minggu, 05 April 2009
Apakah Pencari Madu di Nepal Kehilangan Budayanya?
Geoweek, Kompas – SEPERTI juga kebanyakan pekerjaan tradisional lain, pekerjaan mencari madu di Nepal juga membutuhkan kerja keras, berbahaya dan sedihnya mulai menghilang.
Selama berabad-abad, orang-orang pemberani ini bergantung pada tali dan tangga di karang-karang terjal puncak Himalaya untuk menjangkau sarang lebah Himalaya.
Mereka melindungi diri dari serangan sengatan lebah dengan asap dan menyobek kepingan besar sarang lebah yang berisi banyak madu. Panen berlangsung dua kali setahun, delengkapi dengan upacara yang penuh detail, mengikuti aturan-aturan alam.
Namun sekarang, dengan diperkenalkannya lebah asal Eropa ke peternakan-peternakan lebah di sekitar daerah itu dan dengan ditebanginya hutan-hutan di sana, koloni lebah di karang-karang terjal mulai menyusut. Ditambah dengan bisnis komersial yang cenderung memanen secara berlebihan koloni lebah tersebut, jadilah semua itu menjadi resep untuk hilangnya banyak pekerjaan.
Lebag-lebah itu bertanggung jawab atas terjadinya pembuahan setidaknya atas seperempat dari jumlah tumbuhan yang tumbuh dalam radius 15 kilometer (9 mil) dari sarang lebah. Jika lebah-lebah itu punah, tumbuhan-tumbuhan tersebut tidak dapat berkembang dan ekosistem terancam hancur.
Pejabat pemerintah lokal melihat para pemburu lebah sebagai daya tarik wisata yang dapat menjadi sumber pemasukkan uang untuk komunitas yang kecil dan terpencil dan pada saat bersamaan sekaligus juga memelihara budaya mereka.. (NYTNS)
GW1327 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Label:
Galeri Manusia,
Galeri Serba-serbi,
Geo Week
Sabtu, 04 April 2009
Misteri di Balik Piramida

Label:
Galeri Sejarah
Kode Rahasia di Dalam Kitab Suci

Ilmuwan besar yang terkenal yakni Sir Isaac Newton adalah salah satu yang mempercayai itu. Hal ini diketahui berdasarkan penemuan setumpuk kertas kerja yang ditinggalkan Isaac Newton ketika ia pensiun dari jabatannya sebagai kepala institut pada 1696.
Label:
Galeri Serba-serbi
Jumat, 03 April 2009
Di Manakah Angsa Raksasa Pernah Hidup?
Geoweek, Kompas – LIMA belas juta tahun lalu daerah gurun pasir Australia bukanlah daerah gurun, tetapi sebuah padang rumput subur, hutan yang luas, dan air berlimpah-limpah. Sekitar 30.000 tahun lalu keadaan lingkungan berubah drastis menjadi gurun seperti hari ini dan dalam proses itu menghilangkan juga burung yang mungkin merupakan burung terbesar yang pernah hidup di muka Bumi.
Ilmuwan baru-baru ini menemukan sisa-sisa burung angsa raksasa yang telah memfosil. Burung ini begitu besar, beratnya diperkirakan mencapai 1.100 pon (500 kilogram). Penemuan di tempat yang berjarak 95 mil (150 kilometer) timur laut Kota Alice Springs, dibagian tengah Australia menghasilkan juga apa yang diyakini para ilmuwan merupakan tulang-belulang dua jenis angsa yang berukuran lebih kecil yang masing-masing berbobot 330 pon (150 kg) dan 440 pon (200 kg).
Label:
Galeri Fauna,
Geo Week
Rabu, 01 April 2009
Dapatkah Elang Laut Ekor Putih Diselamatkan?
Geoweek, Kompas – SELAMA 75 tahun, pemakan daging yang gagah ini punah dari seluruh Inggris Raya dan hampir dikategorikan “nyaris punah” dalam daftar global spesies yang terancam kelangsungan hidupnya. Namun, keadaan itu mungkin berubah saat para ahli konservasi lingkungan memfokuskan diri pada meningkatkan populasi hewan ini di habitat aslinya.
Elang laut ekor putih (Haliaeetus albicilla) adalah burung keempat terbesar di dunia. Bentangan sayapnya dapat mencapai 8 kaki (2,4 meter) dan mereka tinggal di kawasan pantai yang berbukit. Di kawasan fjord di Norwegia, dan lembah-lembah sungai, dengan mekanan utama ikan besar dan burung yang lebih kecil dari mereka.
Tempat tinggal elang laut mulai dari Asia hingga Eropa, dan pernah berkembang biak di kepulauan Inggris. Akhirnya mereka diburu atau diracun manusia hingga punah, dan elang laut yang terakhir di Inggris mati pada tahun 1918.
Enam dekade kemudian para ahli konservasi lingkungan mulai sebuah program untuk memindahkan (transplantasi) elang laut dari pantai Norwegia ke Pulau Rum yang terpencil di dekat pantai timur laut Skotlandia.
Dimulai pada tahun 1975, program ini telah merelokasi lebih dari 100 elang ke rumah mereka yang baru dan sejauh ini sudah lahir 46 anak elang hasil perkawinan di antara mereka. (NYTNS)
GW1318 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Label:
Galeri Fauna,
Geo Week
Langganan:
Postingan (Atom)