Setiap tahun laut es di Arktika selalu mencair dan tahun 2008 proporsinya mencapai rekor sehingga meskipun sebentar saja, untuk pertama kalinya menciptakan Lintasan Barat Laut.
Foto-foto dari satelit mengungkapkan, pada musim panas 2007 puncak es di Arktika turun lebih dari 20 persen dibandingkan dengan tahun 2005 yang saat itu tercatat merupakan rekor penurunan terbesar. Sisa puncak es hanya 1,63 juta mil persegi (4,24 juta kilometer persegi), begitu kecil sehingga para peneliti kini memperhitungkan Samudra Arktika benar-benar tidak lagi ditutupi es pada musim semi 2030 atau lebih awal 40 tahun dari perhitungan semula.
Perubahan tinggi muka es Arktika, selama ini dianggap pertanda perubahan iklim global, tidak akan menambah kenaikan tinggi muka laut, tetapi mungkin dapat mengubah ekologi kutub dan mempercepat pemanasan global. Selanjutnya, pemanasan global akan dapat mempercepat hilangnya es di permukaan daratan bumi yang akan menaikkan permukaan air laut.
Beruang kutub adalah yang pertama-tama akan ada dalam bahaya karena terancam kehilangan tempat tinggal. Lintasan Barat Laut yang bebas dari es akan menjadi ladang bisnis, tetapi itu tidak ada artinya dibandingkan dengan akibat yang ditimbulkan, hilangnya es di Arktika. (New York Times Syndicate).
Copyright © 2007 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Wah, bagus baget info-infonya. thx ya ...
BalasHapus