Geoweek, Kompas – DENGAN kedalaman lebh dari 1 mil (1,6 km), Danau Baikal di Siberia menjadi danau paling dalam di Bumi. Danau ini terbentuk sekitar 25 juta tahun lalu akibat tabrakan tektonik lempeng-lempeng Asia dan India. Tabrakan itu menyebabkan retakan besar ─ lebar 30 mil (50 km) dan dalam 6,2 mil (10 km) ─ di kerak Bumi. Danau Baikal berada di tengah-tengah retakan itu.
Para ahli geologi mengikuti model zona-zona retakan yang telah diterima luas, berasumsi bahwa dasar retakan itu membentuk tonjolan besar di kulit Bumi. Tetapi, penelitian terbaru peneliti Denmark dari Universitas Copenhagen menawarkan pandangan lain; sasuatu yang berbeda terjadi di dasar Baikal.
Dengan menggunakan berton-ton bahan peledak, para peneliti melacak gelombang suara dari ledakan di sekitar Danau Baikal untuk menentukan struktur retakan kerak Bumi dan mantel di bawahnya. Bukannya menemukan tonjolan seperti yang diindikasikan oleh model tradisonal, peneliti menemukan bahwa dasar retakan adalah rata.
Penipisan kerak Bumi di bagian retakan kelihatannya dipicu oleh intrusi magma dari mantel yang kemudian mengisi retakan, menyebabkan bagian dasar danau rata. Data dari zona-zona retakan lain di Afrika dan Asia, yang diperiksa ulang karena adanya data baru diatas, mengindikasikan fenomena yang sama terjadi di lokasi-lokasi tersebut.
Model struktur zona-retakan ini membawa implikasi dalam memahami dinamika lempeng tektonik dan dalam pencarian minyak dan gas. Kebanyakan daerah yang kaya minyak, seperti daerah Graben Tengah di Laut Utara, ditemukan di sekitar zona-zona retakan.
Copyright © 2009 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.