Geoweek, Kompas – KISAH tentang laba-laba ini pertama kali muncul dari para prajurit yang kembali dari Perang Teluk. Mereka menceritakan adanya laba-laba padang pasir seukuran kucing kecil. Laba-laba itu, katanya, bisa diam-diam menyuntikkan cairan bius ke dalam tubuh seseorang, kemudian memakan tubuh orang itu saat ia tertidur.
Dinamakan laba-laba unta (camel spiders), makhluk pemangsa ini dikatakan dapat berlari dengan kecepatan 25 mil per jam (40 kilometer per jam) untuk mengejar manusia di tengah padang pasir. Kisah tentang laba-laba unta ini menghantui setiap orang yang pernah mendengarnya.
Untungnya, kisah ini hanyalah sekadar isapan jempol biasa. Laba-laba unta memang ada, tetapi sebenarnya binatang ini bukanlah laba-laba dan sama sekali bukan ancaman bagi manusia. Secara teknis, laba-laba unta adalah jenis arachnidae (serangga berkaki delapan) bernama Solifugae, tetapi tidak punya kemampuan untuk memintai benang laba-laba seperti layaknya laba-laba.
Paling besar, panjang kaki binatang ini tidak sampai 5 inci (12,7 sentimeter) dan meski bisa bergerak cepat, kecepatan larinya tidak lebih dari 10 mil per jam (16 kilometer per jam), dan hanya mampu berlari dengan hanya mampu berlari dengan kecepatan itu dalam jarak pendek.
Berbeda dengan legendanya, laba-laba untuk tidak menyuntikkan semacam racun pembius kepada korbannya. Mereka juga tidak menyerang makhluk yang lebih besar dari seekor burung kecil atau tempat teduh pada saat siang hari dan bergerak ke tempat-tempat gelap. Kebiasaan inilah yang mungkin membuat orang percaya binatang ini mengejar manusia yang sedang berjalan melintasi padang pasir. (NYTNS)
GW1313 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.