Jumat, 07 Januari 2011

Bagaimana Penjelajah Samudra Mengubah Ilmu Kelautan?


Geoweek, Kompas – PESAWAT udara tampak awak memata-matai selama Perang teluk, balon cuaca memetakan lapisan atas atmosfir dan robot melarik permukaan Mars. Hingga baru-baru ini ternyata ilmuwan kelautan merasa ditinggalkan ketika sampai pada teknologi robot.

Namun, sebuah armada pengamat cerdas telah lahir, dan para ilmuwan kelautan sangat gembira dengan janji yang ditawarkan armada itu.

Ratusan penyelidik baru diluncurkan ke samudra untuk mengalir bersama arus laut, masing-masing bisa menyelam hingga kedalaman 1,2 mil (2 kilometer), dimana mereka akan menetap untuk mencatat data suhu, kerapan air, kadar garam dan tekanan air. Secara berkala, sebuah mekanisme di dalam masing-masing kapal penyelidik itu mendorong instrumen penyelidik ini ke permukaan laut sambil mengirimkan data ke pantai sebelum kemudian menyelam kembali.


Instrumen-instrumen penyelidik lain yang disebut kendaraan bawah air otonom (autonomous underwater vehicle) berfungsi hampir seperti terpedo meskipun amunisi mereka telah diganti dengan sejumlah sensor dan peralatan. Dengan AUV ini para ilmuwan bisa meneliti gunung berapi bawah permukaan laut dan menyurvei topografi dasar samudera atau sisi-sisi bawah laut gunung-gunung es di Arktik.

Pada tahun 2001 sebuah AUV sibuk memantau sebuah rute untuk jalur pipa bawah air, menemukan reruntuhan satu-satunya kapal selam Jerman yang tenggelam di teluk Meksiko pada Perang Dunia II. (NYTNS)

GW1203 Copyright © 2004 The New York Times Syndicate


Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...