Rabu, 29 Desember 2010

Bagaimana Laba-laba Mirip Tokek?


Geoweek, Kompas – JANGAN mengatakan pada laba-laba yang melekat di langit-langit bahwa ia tergantung pada pengaruh gaya tarik Van der Waals untuk melawan gravitasi. Hal itu akan membingungkan dan menyebabkan dia jatuh. Penelitian baru menyebautkan bahwa kekuatan fisik dasar tersebut (gaya tarik Van der Waals) memang mempengaruhi kemapuan laba-laba, sama seperti tokek.

Gaya tarik Van der Waals adalah kekuatan elektrostatis yang muncul ketika molekul-molekul berada pada posisi amat sangat berdekatan, mungkin hanya berjarak beberapa nanometer saja. Pada jarak tersebut, molekul-molekul berkutub positif dan negatif menjadi berperilaku seperti magnet dan membuat molekul-molekul saling tarik-menarik.


Peneliti Jerman dan Swiss menemukan bahwa pada kaki-kaki laba-laba peloncat (Evarcha arcuata) terdapat rambut-rambut yang tak terhitung banyaknya, yang masing-masing rambut tersebut masih terdiri dari rambut-rambut yang lebih halus lagi. Setiap laba-laba diperkirakan memiliki sekitar 670.000 rambut, ujung-ujung, yang masing-masing memiliki kekuatan gaya tarik. Bersama-sama rambut-rambut tersebut dapat menahan beban hingga 170 kali lipat berat tubuh laba-laba itu. Hal itu tanpa dipengaruhi apakah permukaan tempat laba-laba menempel basah atau kering.

Sebagai perbandingan, hewan perayap lainnya, seperti kecoa, hanya mampu menahan beban sebesar satu setengah kali lipat dari berat tubuhnya sendiri. (NYTNS)

GW1238 Copyright © 2004 The New York Times Syndicate


Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...