Bagaimana Angkatan Laut Amerika Menyelamatkan Paus Tulen?

Geoweek, Kompas – DALAM beberapa tahun terakhir Angkatan Laut Amerika Serikat telah menjadi “penjahat” dalam drama yang terjadi di perairan lepas pantai timur Amerka.

Setiap musim dingi, kelompok-kelompok paus tulen (right whale/Eubalaena gacialis) bermigrasi dari perairan timur New England yang lebih dingin menuju ke lautan yang lebih hangat di tenggara pantai Amerika.

Sepanjang perjalanan migrasi tersebut paus-paus itu harus berhadapan dengan kapal-kapal laut yang melintas di perairan tersebut. Tabrakan sering kali tak terhindarkan dan menyebabkan kematian di antara mamalia terbesar, yang panjanngya mencapai 55 kaki (16,7 meter), sementara kapal-kapal komersial sering tidak peduli dengan kemungkinan terjadinya tabrakan itu. Angkatan Laut (AL) AS dituntut untuk melaporkan kejadian tersebut sehingga menyebabkan mereka menjadi satu-satunya pihak yang dipersalahkan.

Dalam beberapa tahun terakhir AL AS telah melakukan upaya sungguh-sungguh untuk melindungi paus-paus tersebut. Lima mil dari pangkalan udara AL AS di Jacksonville dipasang kabel pemantau yang senstif yang ditujukan untuk mendeteksi paus-paus yang bermigrasi. Ilmuwan AL AS lalu membuat kabel yang sama yang bisa ditarik di belakang kapal laut untuk mendeteksi gerakan paus. Dan, bersama dengan Coast Guard dan Army Corps of Engineers, AL AS telah melakukan penerbangan pemantau gerakan makhluk raksasa itu.

Semua kegiatan tersebut menyebabkan AL AS mengeluarkan biaya miliaran dollar AS, tetapi biaya itu dianggap sepadan dengan untuk melindungi satu dari binatang terbesar yang terancam punah di planet ini.

Para peneliti memperkirakan hanya ada 1.000 paus tulen tersisa di seluruh dunia dan 250 ekor diantaranya berada di Atlantaik Utara. (NYTNS)

GW1201 Copyright © 2004 The New York Times Syndicate

Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas