Geoweek, Kompas – TIDAK setiap ilmuwan yakin dengan pernyataan diatas, tetapi ini mungkin menjadi sebuah penjelasan untuk pembentukan sebuah lembah luas di bawah laut di dasar Samudera Pasifik sejarak 994 mil (1.600 km) di timur-laut Selandia Baru.
Bentukan yang besar itu, yang sementara ini dinamai Palung Louisville, sebelumnya tidak diketaui sampai Departemen Pertahanan AS mengeluarkan laporan tentang pengukuran gravitasi di Pasifik yang sebelumnya dirahasiakan beberapa tahun lalu. Peta gravitasi ini bisa digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang topografi dasar amudera yang terbesar di dunia itu.
Ilmuwan di University Columbia di Lamont-Doherty Earth Observatory yakin bahwa palung yang panjangnya mencapai 497 mil (800 km) merupakan bentuk baru dalam wajah Bumi, yang disebabkan oleh robeknya lempeng Pasifik, yaitu lembaran besar kerk Bumi yang mengambang.
Dalam proses yang disebut sunduksi sebuah lempeng secara normal menyalip di baah lempeng yang lain. Para peneliti yakin bahwa gunung di bawah laut setinggi 2,5 mil (4 km), menjadi penghalang ketika dua lempeng bertemu, menghentikan sebuah proses. Sisi-sisi yang sangat curam pada palung ini, juga tiadanya gempa bumi yang biasanya mengiringi subduksi, mempertanyakan penjelasan itu. Bial benar, hal ini akan memaksa para geolog memikir ulang pemahaman mereka selama ini tentang gempa tektonik yang disebabkan pergeseran lempeng Bumi.
Peneliti lainnya berargumentasi bahwa palung itu terbentuk 200 jutatahun lalu pada periode Cretaceous. (NYTS/nmp)
GW910 Copyright © 2001 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.