Geoweek, Kompas – SEMUA gorila pegunungan kini hidup di dalam hutan hujan sangat lebat yang mengelilingi rangkaian gunung berapi Virunga di perbatasan Rwanda, Uganda dan Republik Demokratik Kongo, tersembunyi dari para pelancong yang mungkin suatu hari kelak akan menjadi penyelamat mereka.
Sekiar 12 tahun lalu, hampir semua naturalis meyakini bahwa dikepung oleh tanah pertanian dan terancam oleh pemburu liar, gorila pegunungan akan menghadapi kepunahan absolut. Dan meskipun populasi mereka tumbuh sembilan persen sejak saat 12 tahun lalu, jumlah mereka Cuma 674 ekor di seluruh dunia.
Gorila tinggal di dalam relung habitat yang relatif kecil, menghuni hutan-hutan yang mengelilingi enam gunung berapi dengan cerdik menghindari tiga gunung berapi lainnya yang aktif. Mereka hidup di kawasan yang lebih rendah dari 13.000 kaki (3.965 meter) di lereng-lereng gunung dan menghindari kawasan-kawasan yang lebih rendah dan padang rumput terbuka di lereng-lereng gunung.
Hutan tersebut kini merupakan serangkaian taman-taman nasional yang membentang di beberapa negar, dikelilingi oleh hutan yang perlahan-lahan dikonversi menjadi tanah pertanian. Para ahli konservasi alam yakin bahwa turisme dan uang yang dihasilkan kegiatan ini adalah satu-satunya harapan untuk menyelamatkan tempat tinggal gorila pegunungan saat ini dan menjaga kelanjutan hidup mereka di beberapa negara paling miskin dan paling koyak akibat perang. (NYTNS)
GW1108 Copyright © 2003 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.