Geoweek, Kompas – BEBERAPA spesies kobra yang asli berasal dari Afrika dan Asia dikenal dengan sebutan “kobra penyembur”. Jika Anda sampai bertemu dengan kobra yang sangat mudah berdaptasi pada lingkungan ini dalam jarak 10 kaki (3 meter), lindungi mata Anda.
Kobra penyembur tidak meyemburkan terlalu banyak ketika mereka menyemprotkan racun. Otot-otot di sekitar kelenjar racun ular ini melontarkan racun cair melalui dua lubang kecil dekat ujung taring mereka. Ular-ular ini menyasar mata dan “menembak” dengan keakuratan yang mematikan. Korban-korban mereka mengalami radang dan kesakitan yang intens dan meningkat. Jika tidak segera di basuh dengan air atau susu, racun itu akan menyebabkan kebutaan permanen. Kemampuan tersebut menjadikan kobra sebagai ular paling berbahaya kedua setelah ular mamba.
Seperti bunyi derik pada ular derik, kobra penyembur menggunakan semprotan racun mereka sebagai mekanisme melawan predator dan menghindar dari injakan kaki antelop. Ketika berbru mangsa ─ umumnya binatang pengerat ukuran kecil, katak, kodok dan kadal ─ kobra ini menggigit mangsanya.
Dua jenis kobra penyembur diuji oleh dua penguji di laboratorium yang menggunakan alat pelindung. Kobra-kobra tersebut hanya akan menyemburkan racun mereka pada wajah yang bergerak, tidak pernah pada tangan yang bergerak. Kobra leher hitam berhasil mengenai satu mata sebanyak delapan kali dari 10 kali semburan. Kobra mozambik merah tidak pernah meleset. (NYTNS)
Copyright © 2006 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.