Geoweek, Kompas – PENYU punggung-kulit sejauh ini merupakan reptil laut terbesar. Penyu dewasa dapat mencapai berat 1.300 pon (590 kg) dan panjangnya mencapai 6 kaki (183 cm). saingan terdekatnya adalah penyu hijau, tetapi berukuran hingga tiga perempatnya.
Dinamai mengikuti karapasnya yang seperti kulit punggung – kulit memiliki penutup punggung yang terbuat dari bahan seperti tulang mud dengan pola memanjang, dn bukannya sisik seperti umumnya penyu. Dikenal sebagai perenang yang kuat, mereka mampu bermigrasi sejauh ribuan mil dalam waktu relatif singkat. Mereka ditemui melintasi berbagai samudra berenang menggunakan sirip kaki dengan gerakan mirip burung terbang.
Kebanyakan punggung-kulit tinggal di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik, beberapa ditemukan di Samudra Hindia dan Laut Tengah. Sejak 1982 populasi penyu ini menurun drastis, terutama di cekung Pasifik. Di seluruh dunia jumlah mereka menurun sampai hampir 60 persen, dan oleh pecinta lingkungan mereka dimasukkan sebagai terancam atau amat terancam.
Penyu ini tidak dapat berenang mundur, satu alasan mengapa mereka mudah terjebak dalam jaring ikan atau jaring pukat harimau yang ditebar hingga dasar laut. Makanan mereka yang unik, hampir seluruhnya terdiri atas ubur-ubur, menyebabkan mereka sensitif terhadap naik-turunnya pasokan pangan.
Penyu ini hanya sekali bertelur tiap 2-3 tahun, membuat kira-kira 6 sarang telur yang masing-masing berisi sampai 80 butir. Setelah kira-kira 60 hari, anak penyu berukuran 3 inci (8 cm) muncul dari telur tersebut. (NYTNS)
Copyright © 2006 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.