Geoweek, Kompas – SANGATLAH ironis tempat yang saat ini paling berdebu ternyata pernah menjadi salah satu tempat paling basah di bumi. Lebih dari 6.000 tahun lalu, sebagian besar Afrika Tengah tertutup kumpulan air tawar yang masif bernama Danau Megachad. Setidaknya danau ini berukuran tujuh kali lebih besar dari Danau Victoria yang sekarang merupakan danau terbesar di benua itu.
Sama seperti danau-danau lain, Megachad dipenuhi hewan mikroskopik yang disebut diatom. Selama ribuan tahun hewan ini mati dan jasadnya tertimbun di dasar danau, membentuk lapisan tebal mineral putih seperti kapur yang disebut diatomit.
Kemudian iklim pun berubah dan areal basah yang saat ini dihuni bangsa Chad mulai mengering. Danau Chad saat ini masih sangat besar, tetapi hanya berupa bayangan bekas kebesarannya dulu. Endapat diatomit terkikis terus-menerus oleh pasir yang dibawa angin kencang yang tertiup di antara dua jajaran pegunungan yang berdekatan.
Tempat ini boleh saja diperdebatkan sebagai tempat yang paling tidak menyenangkan di muka bumi. Namun, para peneliti iklim menduga, tempat ini memainkan peran kunci yang memengaruhi pola cuaca di kawasan yang luas dan kejadian-kejadian alam, seperti angin topan dan angin musim. (NYTNS)
GW1338 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.