Di Manakah Eritrea?

Geoweek, Kompas – INI adalah negara kecil di Laut Merah, ukurannya kurang dari sepermpat daratan Pulau Bali, dulunya pernah menjadi provinsi utara Etiopia. Pada 1993, setelah peperangan 32 tahun, orang-orang Eritrea merebut kemerdekaan mereka dalam sebuah pemilihan umum yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Pemerintah Etiopia.

Eritrea adalah telah menjadi koloni Italia selama hampir 50 tahun ketika wilayah itu diduduki Inggris selama Perang Dunia II. Pada tahun 1952 PBB menggabungkan Eritrea dan Etiopia ke dalam satu federasi sebuah upaya untuk menjamin otonomi Eritrea.

Sepuluh tahun kemudian, Kaisar Haile Selassie dari Etiopia mengambil alih Eritrea sehingga memicu peperangan terlama dan paling berdarah. Meskipun Pemilu 1993 membentuk sebuah bangsa baru, ketegangan lama tentang perbatasan dan bentrokan dengan Yaman menyebabkan Eritrea terus-menerus berada dalam konflik.

Namun, sejak tahun 2000, perjanjian perdamaian yang rapuh dan kawasan keamanan PBB di sepanjang perbatasan Etiopia telah menghasilkan stabilitas sehingga memungkinkan Eritrea mulai memperbaiki ekonomi dan membangun kembali infrastrukturnya.

Ibu kota Eritrea, Asmara, mempertahankan sejumlah arsitektur bergaya Italia, kafe dan pohon palem berjajar di sepanjang bulevar, sebagai peninggalan masa kolonial.

Eritrea adalah satu-satunya negara di Afrika yang tidak memiliki media peberitaan milik swasta.

Populasi 4,9 juta. Luas 46.842 mil persegi (121.320 km persegi. Ibu kota, Asmara populasi sekitar 500.000 orang. Agama mayoritas Muslim atau Kristen Koptik. Sumber ekonomi ; emas, garam abu, seng, tembaga, garam, ikan, kemungkinan minyak bumi dan gas. (New York Times Syndicate)

Copyright © 2008 The New York Times Syndicate

Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas