Minggu, 28 Juni 2009

Bagaimana Mencari Gunung Berapi Bawah Laut?


Geoweek, Kompas – PARA ahli gunung berapi berutang ucapan terimaksih kepada Perang Dingin. Tanpa adanya era itu, mereka tidak akan memiliki akses terhadap instrumen keilmuwan paling hebat yang biasa mereka gunakan Pasca Perang Dunia. instrumen itu dirancang untuk mendeteksi gerakan kapal selam Uni Soviet di semua lautan Bumi, sekarang membantu ilmuwan melokalisir gunung-gunung berapi bawah laut.

Samudera Pasifik adalah tempat yang paling banyak mengandung aktivitas seismik. Di dasarnya di bagian tengah adalah lembah dengan celah masif yang memanjang ketika dasar laut baru terbentuk dari lava yang meluap dari bawah celah. Pada bagian tepiannya yang disebut “Cincin Api”, sebuah batas di sepanjang beting benua, membentuk batas samudera. Di sepanjang cincin tersebut, dasar laut mendapat tekanan dari lempeng benua dan meleleh, membentuk lingkaran global aktivitas gunung berapi.

Sejak tahun 1950-an Angkatan Laut (AL) AS telah menghabiskan milyaran dollar untuk membangun jaringan hidrofon mikrofon bawah air yang masif. Alat tersebut mereka pakai untuk mendengarkan dan mendeteksi kapal selam musuh. Tetapi, jaringan peralatan milik AL yang masih itu sekarang dipakai untuk melokalisir letusan bawah arir di seluruh Samudera Pasifik. Suara-suara letusan itu bisa ditrianggulasikan dan dipetakan oleh para peneliti, yang juga menggunakan jaringan Sound Surveillance System (Sosus) milik AL-AS untuk melacak suara-suara paus yang jauhnya ratusan kilometer. (NYTNS/NMP)

GW1003 Copyright © 2002 The New York Times Syndicate


Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...