Senin, 29 Juni 2009

Apakah “Permata Perang”?


Geoweek, Kompas – INTAN, yang sejak lama dilihat sebagai lambang cinta abadi, juga menjadi nyala api pemberontakan di beberapa bangsa berkembang di Afrika. Meskipun sebagian besar dunia mengenal tambang intan dan kartel Afrika Selatan, tetapi perdagangan gelap intan mentah baru belakangan saja mendapat perhatian internasional.

Para diplomat menyebut batuan ini sebagai “intan konflik”, karena mereka menjadi sumber dana untuk mendukung tentara pemberontak di Angola, Kongo, Liberia dan Sierra Leone. Di negara-negara yang sejak lama terjangkit perang saudara, segenggam intan mentah bisa membiayai pasukan yang ingin menggulingkan pemerintahan.

Para pemberontak akan memanfaatkan pasar gelap untuk menjadikan batuan yang belum digosok itu sebagai uang shingga menambah pada pasokan tak terkontrol intan-intan yang pasarannya dikendalikan sangat ketat.

Tetapi, perlawanan  terhadap aliran intan konflik meningkat. Pemimpin produsen intan dari Afrika, De Beers, mengajak mitra-mitra mereka untuk memboikot batuan tersebut masuk ke pasar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan sanksi khusus terhadap para pemberontak di Angola dan Sierra Leone, dan Kongres Amerika Serikat telah menyetujui perundangan yang mendukung upaya PBB mematahkan aliran permata-permata konflik ini. (NYTNS)

GF1050 Copyright © 2002 The New York Times Syndicate


Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...