Geoweek, Kompas – PADA tahun 1960-an. Danau-danau besar hampir tercekik mati karena perkembangbiakan ganggang, lendir hijau mirip puding yang menyedot oksigen dari air. Ganggang dapat menyumbat pipa-pipa saluran air untuk pembangkit listrik tenaga nuklir yang akhirnya meracuni kehidupan danau. Dibawa ke tepi danau oleh angin dan helombang air danau, gumpalan ganggang yang mati dapat mengubah pantai danau yang indah menjadi licin dan menyakitkan mata.
Ledakan populasi ganggang kembali terjadi lagi di danau-danau besar beberapa tahun terakhir, membangkitkan kenangan akan perjuangan air bersih 40 tahun lalu. Saat itu, upaya lingkungan untuk menghilangkan unsur fosfor dari detergen dan pupuk menghentikan serangan ganggang.
Kali ini, upaya membersihkan danau dari ganggang lebih rumait karena ganggang membawa serta pasukan penguat.
Ganggang yang bukan asli danau setempat, disebut snteromorfa, telah menginvasi danau itu dengan pertolongan sejenis kerang. Kerang seperti kerang zebra menyaring air sehingga air menjadi lebih jernih. Hal ini sepertinya baik tetapi air yang lebih jernih memungkinkan cahaya menembus lebih jauh ke dalam air danau. Cahaya matahari itu membantu ganggang tumbuh lebih lebat dan lebih dalam sehingga memperburuk dampak ledakan pertumbuhan ganggang.
Fosfor dari pupuk pada air buangan pertanian yang masuk ke danau mungkin masih menyumbang ledakan populasi ganggang, tetapi tingkat kandungan fosfor pada danau sekarang lebih rendah dibandingkan tahun 1960-an. Hal itulah yang membuat para ahli menyimpulkan bahwa jenis ganggang yang invasif sebagai penyebab utama kali ini. (NYTNS)
GW1438 Copyright © 2006 The New York Times Syndicate
Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang kejora ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.